Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Jantrung

Diujung langit titik membersit, nampak nelangsa menentu takdir Engkau telah meletakan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan Mu Lalu pergi nun jauh berpaling, meninggalkan caksuswara berkuasa, sambil itu Memperhatikan kehidupan gandum dan ilalang Sebagian atma segera di cabut, agar nyata murka dan kemuliaan Sebagian lainnya Kau biarkan tumbuh dan berbuah atau bahkan layu dan kering Jika CINTA adalah yang terutama, lalu kenapa semua ini terjadi? Jika KASIH adalah yang terbesar, lalu mengapa terasa menyakitkan? Mereka tak akan mengerti, sekalipun tidak! Hanya merengek dan terus merengek, Lalu Meratap dan terus meratap, tapi Yang lainnya bersuka cita dan terus bersuka, sayangnya Jumlahnya sangat sedikit, ku kira Kupang, 2015 NB: Jantrung: Termenung-menung