Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

DIMANAKAH POSISI ANDA? (Menanggapi tulisan Pdt. Ebenhaizer Nuban Timo di Harian Pos Kupang, Sabtu, 16 Februari 2013 berjudul "Mujizat")

Gambar
Menarik membaca tulisan Pdt. Ebenhaizer Nuban Timo di Harian Pos Kupang , Sabtu, 16 Februari 2013 berjudul "Mujizat". Yang menarik beliau membagi dalam dua aspek, yaitu : extra ordinary miracle , dimana Allah bekerja tanpa melibatkan pihak lain (tindakan manus ia). Contoh : Penciptaan dan kebangkitan Yesus. Sedangkan ordinary miracles adalah Allah bertindak melalui tindakan manusia. Natur dari tulisan ini adalah gambaran tentang kebingungan yang diakibatkan tulisan tersebut sekaligus permintaan klarifikasi. Untuk ordinary miracles , Bapak Pendeta Ebenhaizer Nuban Timo yang selanjutnya saya sebut Pak Eben merumuskan bahwa Mukjizat adalah 100% karya Allah dan 100% "karya" manusia. Pak Eben berargumen bahwa mukjizat tidaklah turun bulat-bulat dari sorga; tetapi Allah bekerja 100% dan manusia juga bekerja 100% serta hasilnya bukanlah 200% melainkan tetap 100%. Tidak ada persaingan karena kedua pihak bekerja pada level atau tataran yang berbeda. Pak Eben juga

KARENA TIDAK TERTULIS SECARA “EKSPLISIT” MAKA SALAH? (KASUS SHEM TOV/TEGUH HINDARTO)

Gambar
Tulisan ini untuk  mengkritisi kesalahan berpikir seorang teolog bernama Teguh Hindarto yang menggunakan akun dengan nama ShemTov di facebook. Debat antara beta dan ShemTov bisa dilihat disini : https://www.facebook.com/groups/esra.soru.friends/permalink/10151747287164473/ . Beta juga akan mengupas hal – hal lainnya terkait pandangan ShemTov baik tulisan – tulisan beliau maupun perdebatan – perdebatannya dengan beberapa pihak.  Tulisan ini akan tampilkan implikasi – implikasi apa yang bisa terjadi jika berpegang pada pandangan ShemTov . Terkait hal ini beta akan tampilkan secara singkat pandangan ShemTov (Teguh Hindarto) sehingga pembaca boleh paham apa yang ingin beta kritisi dari pandangannya, dan hal – hal lainnya akan bergulir seiring tulisan ini.    ShemTov alias Teguh Hindarto (yang seterusnya beta sapa Mr. Eksplisit ) “mengharuskan” istilah “Tuhan” hanya sapaan untuk “Bapa” saja dan menolak istilah “Tuhan” menjadi sapaan Anak (Yesus). Alasan Mr. Eksplisit tida