Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

PARADOKS ZAMAN SEKARANG

Sadarkah kita bahwa sekarang ini banyak hal yang tidak berjalan sebagaimana mestinya? Tidak sedikit orang yang mengaku sebagai orang beriman dan taat melakukan firmanNya, namun kenyataan yang sering kita lihat dalam sikap dan tingkah laku setiap hari amat berlawanan. Manusia bisa membangun dan memiliki gedung yang sangat tinggi, namun kesabarannya pendek. Manusia bisa membuat jalan bebas hambatan yang luas, namun sudut pandangnya tetap sempit. Manusia bisa melipatgandakan harta miliknya, namun mengurangi nilai diri. Terlalu kurang mengasihi, tetapi lebih banyak membenci. Terlalu sedikit mengampuni, tetapi banyak mendendam. Berhasil menaklukkan luar angksa, tetapi bukan diri sendiri. Membersihkan ruangan sendiri, tetapi membiarkan jiwa kotor. Mengajar lebih banyak, tetapi melakukan sedikit. Memerintah lebih sering, tetapi tidak mau diperintah. Banyak merencanakan, tetapi mencapai lebih sedikit. Terlalu sering buru-buru, tetapi jarang m

KARENA KURANG SUNGGUH – SUNGGUH, MAKA RENCANA ALLAH BISA GAGAL?

Beberapa hari lalu beta sempat berbincang sedikit dengan seorag teman tentang seorang pendoa (hamba Tuhan). Si pendoa (sebut saja Pendoa A)   punya karunia untuk mengetahui hal – hal  yg akan terjadi di kemudian hari. Beta tidak terlalu berkomentar banyak soal karunianya ini.  Beta pun kurang lebih punya beberapa pengalaman dengan pendoa A ini. Sejauh pengalaman beta ternyata tidak semua apa yg si pendoa A liat di kemudian hari itu terjadi, tapi di sisi lain ada juga pengelihatan pendoa A yang terjadi di kemudian hari (menurut kesaksian teman). Jika semua pengelihatan pendoa A adalah wahyu dari Allah, maka seharusnya tidak boleh gagal, karena Allah tdk pernah gagal dalam rencanaNya. Argumen teman untuk  pengelihatan yang tidak terjadi adalah tiap orang berbeda, maksudnya orang yang di doakan tersebut kurang sungguh-sungguh sehingga kejadian yang di ramalkan (di wahyukan) tidak terjadi. Perbincangan tidak lagi di lanjutkan, tapi beta bertanya dalam hati: apakah benar demikian pand