PARADOKS ZAMAN SEKARANG

Sadarkah kita bahwa sekarang ini banyak hal yang tidak berjalan sebagaimana mestinya? Tidak sedikit orang yang mengaku sebagai orang beriman dan taat melakukan firmanNya, namun kenyataan yang sering kita lihat dalam sikap dan tingkah laku setiap hari amat berlawanan.

Manusia bisa membangun dan memiliki gedung yang sangat tinggi, namun kesabarannya pendek.
Manusia bisa membuat jalan bebas hambatan yang luas, namun sudut pandangnya tetap sempit.
Manusia bisa melipatgandakan harta miliknya, namun mengurangi nilai diri.
Terlalu kurang mengasihi, tetapi lebih banyak membenci.
Terlalu sedikit mengampuni, tetapi banyak mendendam.
Berhasil menaklukkan luar angksa, tetapi bukan diri sendiri.
Membersihkan ruangan sendiri, tetapi membiarkan jiwa kotor.
Mengajar lebih banyak, tetapi melakukan sedikit.
Memerintah lebih sering, tetapi tidak mau diperintah.
Banyak merencanakan, tetapi mencapai lebih sedikit.
Terlalu sering buru-buru, tetapi jarang mau menunggu.
Memiliki banyak alat komunikasi yang canggih, tetapi semakin sedikit berkomunikasi.
Banyak yang menjadi orang-orang besar, namun memiliki karakter yang kecil.
Banyak yang kaya, tetapi tidak sedikit yang kelaparan.
Penghasilan semakin banyak, tetapi sedikit sekali keharmonisan antara suami-istri.
Rumah dan mobil mewah, tetapi keluarga yang berantakan.

Sadarlah akan hal ini dan ingat untuk memperbaiki diri. Segala sesuatunya harus diseimbangkan. Kembangkanlah sikap dan kebiasaan yang memiliki nilai kekal dan membawa dampak rohani yang baik. Dunia terlalu banyak mempengaruhi nilai-nilai kehidupan kita sekarang, sehingga kita tidak melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Sebaliknya kita melakukan apa yang tidak seharusnya kita lakukan. Paulus memberitahukan kepada Timotius bahwa pada hari-hari terakhir orang akan semakin jahat dan melakukan banyak hal berdasarkan kepentingan dirinya sendiri. Simaklah apa yang tertulis dalam 2 Timotius 3:5 “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya.” Artinya tidak sedikit orang yang mengklaim diri sebagai orang percaya yang taat beribadah, namun tidak didukung dengan sikap dan tindakan yang membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang yang taat kepada Tuhan.
Janganlah merasa puas dengan kehidupan agamawi tanpa adanya perubahan hati, karena jika demikian kita hanya akan mendapatkan pujian dan perkenan dari manusia dan bukan dari Tuhan. Yang Tuhan inginkan adalah sikap hidup seperti yang Ia ajarkan. Ia ingin agar kita menjadi orang yang semakin baik di dalam mengasihi, panjang sabar, mudah memaafkan dan menguasai diri. Pendeknya, perubahan karakter dari yang tidak baik menjadi baik, itulah yang Tuhan harapkan dari kita. Sesungguhnya, hidup tidak diukur dari berapa panjang usia kita, tetapi dengan apa kita mengisi tahun-tahun yang Tuhan berikan.

Dikutip dari: Renungan Manna Sorgawi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ORANG - ORANG POTENSIAL DALAM GEREJA HARUS 'DIMAKSIMALKAN' BUKAN 'DIMANFAATKAN'

APAKAH DENGAN MENGATAKAN KEBENARAN KEPADAMU, AKU TELAH MENJADI MUSUHMU? (Menanggapi tulisan Pdt. Norman M. Nenohai)

Teologi Kidung Jemaat