Debat "IVAN BARTELS vs SUSTER IDA FREDERIK KUIL" (Tentang Dogma Immaculata Conceptio)
Ida Frederika Kuil: Argumen yang kau kemukakan dalam percakapan menunjukkan kesalahpahaman mendasar tentang ajaran Katolik mengenai Maria dan dosa asal:
Pertama, Gereja
Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa karena Maria melahirkan Yesus, maka
Maria harus secara biologis menurunkan “ketiadaan dosa” kepada-Nya.
Ketidaktercemaran Maria bukan hasil logika biologis, melainkan anugerah ilahi
yang diberikan oleh Allah karena rencana keselamatan-Nya melalui Kristus.
Dogma Immaculata
Conceptio (Maria dikandung tanpa noda dosa asal) menyatakan bahwa Allah menebus
Maria secara istimewa sejak awal hidupnya, bukan karena Maria secara natural
harus suci agar Yesus tidak berdosa, melainkan karena Allah berkehendak
demikian demi kelayakan peran Maria sebagai Bunda Sang Penebus.
Dengan kata lain,
Yesus tidak suci karena Maria suci, tetapi Maria disucikan karena Yesus suci
dan akan menjadi Penebus dunia.
Maka rantai
logika “jika Maria harus suci, maka orang tua Maria juga harus suci, dst.
sampai ke Adam dan Hawa” adalah salah total. Itu bukan logika iman, melainkan
kesesatan naturalistik yang menyamakan keselamatan rohani dengan garis
keturunan biologis.
Dalam iman
Katolik:
Semua manusia
mewarisi dosa asal (Rm 5:12).
Namun Allah, yang
berkuasa atas hukum dosa, dapat bertindak di luar hukum tersebut.
Maria adalah
pengecualian anugerah (gratia singularis), bukan hasil rantai genetik.
Yesus Kristus
sendiri lahir tanpa dosa bukan karena biologi ibunya, tetapi karena karya Roh
Kudus (Luk 1:35).
Maka tuduhan
bahwa "kalau Maria berdosa maka Yesus juga berdosa" jelas tidak
memahami dogma inkarnasi:
> “Roh Kudus
akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab
itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Luk 1:35)
Menuduh Katolik
“menyembah Maria” atau “berlogika keliru” hanyalah hasil ketidaktahuan terhadap
ajaran Katolik yang sebenarnya. Gereja tidak mendewakan Maria, tetapi
menghormatinya sebagai pribadi yang penuh rahmat karena kasih karunia Allah
sendiri.
Jadi bukan
Katolik yang keliru — yang keliru adalah kau yang menyerang dengan kebencian
tanpa memahami doktrinnya.
Iman sejati tidak
lahir dari ejekan, tetapi dari kebenaran yang dipahami dengan rendah hati.
Ivan Bartels: Maria mendapat pengecualian ini, maka Allah kehilangan konsistensinya. Keadilan dan kasih itu adalah atribut Allah. Penebusan Yesus adalah bukti penggenapan kasih dan keadilan Allah. Krn Kasih Yesus rela berkorban, dan agar memenuhi keadilan bawa dosa hrs dihukum, maka Yesus yg dihukum. Namun sayangnya hal ini tdk berlaku utk dosa Maria. Dosa Maria tdk ditebus, tp dihilangkan atau Maria disucikan bgtu saja. Maka terhadap Maria, Allah kehilangan keadilanNya.
Sampaikan di sini
anda paham?
Ida Frederika Kuil: Pernyataanmu bagus, karena menyentuh inti dogma Immaculata Conceptio (Maria dikandung tanpa dosa asal). Tapi sayangnya, argumen itu salah karena menyalahpahami bagaimana Allah menebus Maria.
Mari saya jawab
dengan teologi Katolik yang jernih dan berintegritas, bukan sekadar emosi
apologetis:
1.Inti
kesalahpahamanmu lawan argumen
Pernyataannmu:
> “Kalau Maria
tidak berdosa, berarti Allah tidak adil karena Dia tidak menebus Maria.”
Padahal ajaran
Katolik tidak pernah mengatakan Maria tidak ditebus.
Justru Maria
ditebus lebih dahulu — bukan tidak ditebus, tapi ditebus dengan cara yang lebih
agung.
Itulah yang
disebut oleh Paus Pius IX dalam dogma Ineffabilis Deus (1854):
> “Maria, oleh
rahmat istimewa dan keistimewaan dari Allah yang Mahakuasa, dalam pandangan
akan jasa-jasa Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dijaga agar tidak
terkena noda dosa asal.”
Dengan kata lain:
@. Penebusan
Kristus tetap berlaku bagi Maria,
@. hanya bedanya:
bukan setelah jatuh dalam dosa, tapi sebelum jatuh.
2. Analogi
sederhana
Bayangkan
seseorang hampir jatuh ke dalam lubang, lalu ditarik sebelum terperosok.
Apakah dia “tidak
diselamatkan”?
Tidak — dia
diselamatkan dengan cara yang lebih sempurna, yakni dicegah dari kejatuhan.
Nah, semua orang
lain (kita) ditebus setelah jatuh ke dalam dosa (penebusan reaktif),
sedangkan Maria
ditebus secara preventif oleh kuasa Kristus — karena Allah tahu ia akan menjadi
Bunda Sang Penebus.
Jadi Allah tetap
adil dan konsisten: Maria tidak kebal dari penebusan, justru penerima pertama
dan paling sempurna dari rahmat itu.
3. Kasih dan
keadilan Allah justru berpadu di Maria
Keadilan Allah
terpenuhi karena Maria tetap diselamatkan oleh jasa Kristus.
Kasih Allah
dinyatakan karena Maria diselamatkan lebih dahulu agar dapat menjadi tempat
layak bagi Sang Kudus berdiam.
Allah tidak
melanggar hukum-Nya sendiri; Ia menunjukkan kuasa penebusan Kristus yang
sempurna — mampu menebus bukan hanya setelah dosa, tapi bahkan sebelum dosa
terjadi.
Kesimpulan dari
sejaran Katolik:
> Maria bukan
pengecualian dari penebusan,
melainkan contoh
tertinggi dari kekuatan penebusan.
Dalam diri Maria,
Allah justru menampakkan kasih dan keadilan-Nya secara paling utuh — kasih yang
mencegah, dan keadilan yang menebus.
Jadi, bukan Allah
yang kehilangan konsistensi —
tetapi manusia
yang kehilangan kedalaman ketika menilai misteri ilahi hanya dengan logika
hukum tanpa menyelami hikmat kasih yang lebih tinggi dari keadilan.
Ivan Bartels: wait! Anda setuju bahwa yg ditebus Yesus adalah Dosa asal dan Dosa perbuatan? Tolong klarifikasi ini dulu suster. Thx
Ida Frederika Kuil: Yesus Kristus menebus seluruh umat manusia dari akibat dosa asal dan dosa perbuatan (dosa pribadi) melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya. Namun, cara penerapan penebusan itu berbeda antara dosa asal dan dosa perbuatan.
1. Dosa asal —
adalah kondisi warisan akibat kejatuhan Adam (lih. Roma 5:12).
Penebusan Yesus
menghapus dosa asal itu melalui Sakramen Baptis.
Itulah sebabnya
Gereja mengajarkan bahwa semua manusia lahir dalam keadaan membutuhkan
penebusan Kristus, termasuk Maria — tetapi Maria menerima buah penebusan itu
secara istimewa sejak awal kehidupannya (dogma Immaculata Conceptio).
Jadi, bukan
berarti Maria tidak ditebus, tetapi ditebus lebih awal oleh rahmat Kristus —
pra-redemptive grace.
Katekismus Gereja
Katolik (KGK 491–492) menegaskan:
> “Maria
ditebus secara luar biasa oleh karena jasa Kristus, Putranya.”
2.Dosa perbuatan
(pribadi) — ditebus melalui iman dan pertobatan, serta disalurkan dalam
Sakramen Pengakuan Dosa.
Yesus sudah
menanggung semua dosa kita, tapi manusia tetap harus merespons dengan iman,
pertobatan, dan hidup dalam rahmat.
Tanpa itu,
penebusan tidak akan berbuah dalam diri kita.
Ivan Bartels: jadi Maria memiliki dosa asal tapi tidak dosa perbuatan/pribadi?
Ida Frederika Kuil: pertanyaan yg baik namun sering disalahpahami:
1. Menurut ajaran
Katolik, Maria tidak memiliki dosa asal maupun dosa pribadi.
Dogma Immaculata
Conceptio (Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa Asal), yang didefinisikan oleh Paus
Pius IX tahun 1854 (Ineffabilis Deus), menyatakan:
> “Perawan
Maria yang terberkati, sejak saat pertama ia dikandung, oleh rahmat dan
keistimewaan Allah yang mahakuasa, karena jasa Yesus Kristus Penebus umat
manusia, dijaga bebas dari segala noda dosa asal.”
Artinya:
Maria tetap
memerlukan penebusan Kristus, sama seperti semua manusia — tetapi cara
penerapannya istimewa.
Buah penebusan
Kristus diterapkan lebih awal kepada Maria pada saat ia dikandung, agar ia
sejak awal hidupnya sudah bersih dari dosa asal.
2. Maria juga
tidak melakukan dosa pribadi (dosa perbuatan).
Gereja
mengajarkan bahwa sepanjang hidupnya, Maria tetap tinggal dalam rahmat Allah
dan tidak pernah melakukan dosa, sekecil apa pun.
Hal ini bukan
karena kekuatannya sendiri, melainkan karena karya rahmat Kristus yang terus
memeliharanya.
Katekismus Gereja
Katolik (KGK 493) menyatakan:
> “Maria tetap
suci dari setiap noda dosa pribadi selama seluruh hidupnya.”
3. Jadi
penjelasan teologisnya adalah:
Maria tidak
memiliki dosa asal karena ditebus secara preventif oleh rahmat Kristus sejak
saat ia dikandung.
Maria tidak
memiliki dosa perbuatan, karena rahmat Allah memeliharanya dari segala dosa
sepanjang hidupnya.
Dengan demikian,
Maria sepenuhnya hasil karya penebusan Kristus, bukan pengecualian dari
penebusan itu.
4. Kesimpulan
berintegritas:
> Maria tidak
memiliki dosa asal maupun dosa pribadi.
Ia bukan
“pengecualian dari penebusan,” tetapi buah penebusan Kristus yang paling
sempurna.
Justru karena
karya Kristus itu begitu sempurna, Maria dapat disucikan sejak awal, agar
rahimnya layak menjadi tempat berdiam bagi Sang Kudus sendiri.
Ivan Bartels: Mazmur 14:2–3, Mazmur 51:7, Pengkhotbah 7:20, Yesaya 53:6, Roma 3:10–12, Roma 3:23, Roma 5:12, Efesus 2:3, 1 Yohanes 1:8, Roma 11:32
Ayat2 di atas
menunjukan semua manusia berdosa.
Ini argumen Beta:
P1: semua manusia pasti berdosa
P2: Maria adalah manusia
Kesimpulan: Maria pasti berdosa.
Challenge utk
anda adalah: tunjukan konsistensi tafsiran anda terhadap keseluruhan ayat2
diatas. Klo pun Maria pengecualian, silakan anda deduksi dr Kitab Suci secara
valid dan sound, yg tentu saja tdk boleh mengabaikan ayat2 di atas.
Tp klo menurut anda tdk hrs dr Kitab Suci, maka silakan tunjukan, tp tentu saja ttp tdk boleh bertenangan dengan Kitab Suci (atau boleh?).
Berikutnya. Klo
Maria tdk memiliki dosa asal dan tdk melakukan dosa, maka secara logis Maria
tdk perlu ditebus. Analogi anda Yesus tetap menebus sebelum Maria jatuh dlm
dosa, ttp sj tdk relevan (lbh tepatmya tdk logis), Krn kondisi 'sebelum jatuh'
adalah kondisi yg tdk berdosa jg. Alkitab katakan dosa adalah hutang. Jd sebelum
Maria berhutang Yesus membayar hutangnya adalah tdk relevan, Krn maria tdk
punya hutang. Kalau menurut anda dogma kalian memang demikian dan tdk perlu
logis, ya tdk apa2.
Kemudian, gagasan
maria ditebus sebelum jatuh dlm dosa ini dideduksi dr mana? Kitab suci? Atau dr
mana?
Silakan

Komentar
Posting Komentar