IVAN vs PDT. ELINA (Tafsiran Yohanes 8:32, Alkitab, dan Doktrin)


Berikut adalah tanggapan beta dan juga diskusi dengan seseorang tentang tafsiran Yohanes 8:32. Berikut tanggapan dan diskusinya:


Elina Welmiria Otu: https://www.facebook.com/elina.welmiria/posts/pfbid02suhaWqLrtbf1dwfY4mnpzCzf2MBPAswpmyM9oY6ZeaGx3Dy4zvk113FKHZkEPGHul?rdid=WiXLb5Cn7E8CYzSq#

Ivan Bartels :
https://vanbarts.blogspot.com/2025/10/blog-post.html

Elina Welmiria Otu:
Terima kasih untuk tanggapan yg diberi. Jika kk baca baik2 tulisan sy, tidak ada maksud mengabaikan doktrin. Tetapi maksud saya adalah "Alkitab" menjadi sumber utama dalam setiap penyusunan khotbah, dogma, doktrin ajaran n tulisan2 teologi lain. Dogma/doktrin dll itu penting dan baik, selama ditulis dengan berpedoman pada Firman Tuhan (Alkitab). Sy yakin kk sudah mengetahui inti pandangan para reformator: Otoritas Alkitab lebih tinggi dari dogma/doktrin dll karena itu bentuk kritik mereka terhadap sistem gereja pra reformasi yang cenderung lebih mengutamakan dogma dan doktrin daripada Firman Tuhan. Pada waktu itu, khotbah2 dipakai untuk mendukung dogma/doktrin yg bagi kita penganut Protestan tidak sesuai dengan isi Alkitab (contoh: indulgensia/surat penghapusan dosa, kedudukan paus sebagai wakil Allah, dll). Jadi perjuangan para tokoh reformator adalah untuk menanggapi konteks sosial keagamaan mereka; maka di sinilah mereka memberi contoh berteologi secara kontekstual. Penjelasan yg lebih lengkap silakan baca tulisan2 Martin Luther & Yohanes Calvin. Selain itu, Sidang Sinode Dort 1618 yg memperjelas 5 intisari ajaran Calvinis juga mengakui otoritas Alkitab di atas tulisan2 teologis lain. Sederhananya, Alkitab (Firman Tuhan) itu lebih dahulu ada baru ada rumusan dogma dll. Karena itu, Alkitab (Firman Tuhan) berkedudukan lebih tinggi.

Bagi saya, tanggapan kk berdua di atas mencerminkan kepedulian agar GMIT mengingat akar Calvinis-nya. Itu baik. Tetapi ada satu hal yg perlu kita tulis dengan hati2. Misalnya saat membangun argumen bahwa "Alkitab dan dogma/doktrin itu sejajar": justru pandangan ini bertentangan dengan inti ajaran Calvinis.

Baik Calvinis, atau Yohanes Calvin sendiri, juga Martin Luter tidak pernah menganggap Alkitab sejajar dengan dogma dan doktrin. Para tokoh reformator menghormati Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam pengajaran gereja (sila mencari di sumber2 referensi teologis/sejarah gereja).

Tentu dalam menafsir Alkitab, ada etika yg tetap kita patuhi. Berbeda dengan orang liberal yg cenderung menganggap Alkitab sebagai tulisan sejarah dan obyek penelitian untuk mencapai kebenaran obyektif sesuai standar2 ilmu pengetahuan saja. Sejak dari bangku kuliah, kami pendeta GMIT sudah diajar untuk menafsir dengan meminta pertolongan Roh Kudus dan menafsir dengan iman kepada Tuhan.🙏

Ivan Bartels :
1. Perlu dibedakan antara: "tafsir sesuai konteks jaman" dan "Konteks jaman tertentu yang menyeleweng dari isi Alkitab". Jaman reformasi konteks waktu itu ada banyak praktek2 gereja yg menentang atau tdk sesuai dengan isi Alkitab, maka para reformator mengkritisimya agar hrs sesuai dengan Alkitab. Ini tdk nyambung dengan urusan tafsiran yg sesuai dengan konteks jaman, apa lagi utk mendukung tafsiran Yoh 8:32 ditafsir dengan konteks jaman. Ini totally jatuh dalam sesat pikir "false analogi".

2. Setuju bahwa Alkitab menjadi keutamaan dr semua doktrin. Tapi hrs bs bedakan antara "doktrin yg fundamental (primer) yg dirumuskan berdasarkan isi Alkitab sendiri" dan "doktrin2 yg menyeleweng dan doktrin sekunder". Kalau secara definitif tdk dibedakan, maka bs jatuh dlm generalisir yg justifikasinya tdk proporsional, bahkan menciderai posisi Alkitab sebagai otoritas yg kepadaNya kta hrs tunduk. Misalnya terhadap doktrin yg fundamental (primer), apakah krn Alkitab ada terlebih dahulu dari doktrin Allah Tritunggal, maka sebelum dirumuskan doktrin Tritunggal pd awal abad, Allah bukan Tritunggal? Apakah sebelum ada rumusan doktrin Soteriologi, Yesus Kristus bukan satu2nya Tuhan dan Juru Selamat? Apakh sebelum ada doktrin pnumatologi maka Roh Kudus belum eksis? Dst. Jd seperti analogi matahari yg beta sampaikan sebelumnya, sinar matahari memang bukan matahari itu sendiri, tp apakah sinar bs dilepaskan dr matahari? Terlalu 'lugu' menjustifikasi hal ini juga malah bs jdnya absurd. Doktrin (fundamental) jangan dtempatkan sebagai entitas berdiri sendiri tanpa Alkitab. Doktrin (fundamental) adalah deduksi valid dr isi Alkitab sendiri.

3. Kembali lg soal konteks Yoh 8:32. Dengan membedakan antara "tafsir sesuai konteks" dan "konteks jaman (jaman reformasi) yang terjadi penyelewengan teologi terhadap Alkitab", maka tdk relevan eksegesis ayat tsb dihub dengan kondisi politik, sosial, dll. Ini adalah bentuk eisegese, bukan eksegesis berdasarkan konteks Alkitab. Konteks jaman harus ditafsirkan dalam terang Alkitab. Justru hal tsb yg terjadi pd jaman reformasi ketika para reformator mengkritisi praktek2 gereja yg menyimpang. Bukan tafsiran Alkitab yg menyesuaikan dengan konteks jaman. Ini tidak sedang mengatakan merdeka dari kemiskinan, penindasan dll adalah salah, tp bentuk kritik terhadap kesalahan eksegetikal yg bs berdampak serius pd isi Alkitab, kalau ditafsir seturut konteks jaman.

Elina Welmiria Otu:
Syalom.. terima kasih sudah setuju bahwa otoritas Alkitab lebih tinggi dari semua doktrin, sebab hal ini adalah dasar teologi reformasi yg ditegaskan baik oleh Luther maupun Calvin. Selanjutnya, harus dibedakan antara Allah sebagai Sang ilahi yang hidup dan "doktrin Allah Tritunggal" agar tidak menimbulkan argumen yang panjang dan membingungkan. Doktrin adalah ajaran yang disusun secara sistematis berdasarkan penafsiran atas Firman Tuhan (Alkitab) untuk menjelaskan suatu pokok tertentu. "Doktrin Allah Tritunggal" adalah ajaran sistematis dalam kekristenan untuk menjelaskan tentang siapa itu Allah berdasarkan proses mengkaji atau menafsir kesaksian Alkitab. Sedangkan sebagai Allah sebagai Sang ilahi sudah ada sebelum segala zaman. Dalam hal ini Allah sudah ada bahkan sebelum dunia diciptakan dan Alkitab ditulis. Sedangkan doktrin Allah tritunggal telah melewati percakapan yang panjang di abad-abad awal, hingga disahkan di Konsili Nicea (abad 4M). Doktrin Allah Tritunggal didasarkan pada kesaksian Alkitab sehingga menjadi pegangan iman bagi kita sampai hari ini. Doktrin Allah Tritunggal (yang didasarkan pada kesaksian Alkitab), menolong kita untukmengenal Allah sebagai Sang Pencipta, yang menyatakan diri sebagai manusia dalam diri Yesus Kristus dan menyertai umatNya dalam pribadi Roh Kudus. Sekiranya pengertian2 mendasar ini kita cermati dengan baik supaya kita tidak terjebak dalam perdebatan teologis yang membingungkan jemaat. Terima kasih.. Tuhan berkati

Ivan Bartels :
Dalam kekristenan mempresupisisikan Wahyu itu adalah keharusan. Jd setuju atau tdk bukan pembahasan yg relevan. Yg dibahas adalah ok, Alkitab adalah otoritas, tp yg seperti apa? Atau yg bagaimana itu? Itu poin Beta.

Allah sdh ada sebelum segala jaman adalah juga doktrin, yaitu Doktrin tentang Allah. Jadi kalimat "Bahwa otoritas Alkitab lebih tinggi dari semua doktrin" adalah argumen yg memukul muka sendiri, Krn ternyata proposisi "Allah sdh ada sebelum segala jaman" adalah juga doktrin. Perlu hati2 dalam membuat perbedaan tp secara definitif tdk jelas alias absurd.

Dan bahkan dengan mengatakan "Alkitab otoritas tertinggi" pun adalah doktrin, yaitu doktrin Alkitab. Kita kenal jg dengan Sola Scriptura. Salah satu dasar ayatnya adalah 2 Tim 3:16.

Jadi gagasan utk membuat perbedaan tsb, malah jatuhnya absurd. Beta kira analogi matahari dan sinarnya yg beta ks sebelumnya sdh cukup sederhana. Saran beta, gagasan tersebut perlu diperiksa baik2 dan diperbaiki lg agar tdk jdnya membingungkan jemaat. Gb

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDETA KONSERVATIF atau PENDETA LIBERAL?

APAKAH DENGAN MENGATAKAN KEBENARAN KEPADAMU, AKU TELAH MENJADI MUSUHMU? (Menanggapi tulisan Pdt. Norman M. Nenohai)

Teologi Kidung Jemaat