Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

ASAL MENGATAKAN ‘BODOH’ ADALAH AD HOMINEM? ARE YOU KIDDING ME? (Kisruh “Ad Hominem”)

Gambar
Ad Hominem sangat familiar di telinga orang – orang yang terbiasa bekecimpung dalam diskusi/debat. Ad Hominem merupakan salah satu istilah sesat pikir informal dalam ilmu logika. Disamping ada banyak juga sesat pikir (logical fallacy) lainnya, nampaknya Ad Hominem lebih populer, bahkan mungkin orang yang baru belajar berdiskusi pun akan cepat mengenal Ad Hominem. Singkatnya Ad Hominem adalah Menyerang karakter lawan debat dan bukan menyerang argumen lawan debat. Serangan ini berupa penyerangan pribadi atau karakter lawan debat dan tidak menyentuh isi dari argumen lawan debat. Ad hominem mirip dengan Red Herring yang adalah juga bentuk pengalihan isu, tapi dialihkan dengan menyerang karakter lawan debat. Sesederhana ini lah Ad Hominem dan kelihatannya orang mudah saja untuk bisa memahaminya. Lalu apa yang istimewa sehingga beta harus susah payah menulisnya lagi? Bukan kah di berbagai buku logika dan bahkan anda tinggal mencarinya di google pun bisa dapat informasinya disana. Tap

Jantrung

Diujung langit titik membersit, nampak nelangsa menentu takdir Engkau telah meletakan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan Mu Lalu pergi nun jauh berpaling, meninggalkan caksuswara berkuasa, sambil itu Memperhatikan kehidupan gandum dan ilalang Sebagian atma segera di cabut, agar nyata murka dan kemuliaan Sebagian lainnya Kau biarkan tumbuh dan berbuah atau bahkan layu dan kering Jika CINTA adalah yang terutama, lalu kenapa semua ini terjadi? Jika KASIH adalah yang terbesar, lalu mengapa terasa menyakitkan? Mereka tak akan mengerti, sekalipun tidak! Hanya merengek dan terus merengek, Lalu Meratap dan terus meratap, tapi Yang lainnya bersuka cita dan terus bersuka, sayangnya Jumlahnya sangat sedikit, ku kira Kupang, 2015 NB: Jantrung: Termenung-menung

ARGUMENTUM AD VERECUNDIAM (Appeal to Authority)

Gambar
Di sebuah gereja sedang terjadi persiapan kebaktian paskah. Terjadi perbincangan diantara panitia waktu seting sound system. Pe’u sedang seting sound.  Nadus: Pe’u, kalau boleh kasi masukan, saya pikir soundnya diseting agar suaranya terdengar seolah-olah dari mimbar walau speaker tidak diletakan dekat mimbar. Kan tinggal atur frekuensinya saja. Bung yang lebih paham ini pasti bisa buat seperti itu. Pe’u: Tidak harus begitu Nadus. Yang penting suara terdengar jelas. Nadus: Beta hanya kasi masukan saja Pe’u karena beta liat alat-alat kita bisa buat seperti itu. Pe’u: Tenang sa bung, beta lebih paham dari bung ,jadi bung tidak usah ajar beta. Karena Nadus bukan orang yang ahli dibidang terkait sound system, maka Pe’u tidak mau dengar.  Namun selang beberapa tahun kemudian ada seorang ahli sound sistem gereja dari Amerika yang datang ke gereja tersebut untuk memberi pelatihan terkait penyetingan sound system gereja. Dan Pe’u sebagai soundman gereja adalah salah satu pese

AHOK TIDAK ETIS? (Revisi)

Gambar
Ini menarik! Beta dapat info dari teman kalau Prof. Kebamoto Tanabi  secara sengaja buat eksperimen di status facebook-nya (Isi status demikian: "DASAR BAJINGAN.... BRENGSEK KALIAN SEMUA..."). Maksud Prof. Kebamoto adalah untuk melihat sejauh mana respon orang terhadap status yang demikian. Status tersebut untuk mengkritisi Ahok terkait bahasa-bahasa "kasar" Ahok. Dari hasil eksperimennya tersebut ternyata banyak yang meresponnya dengan negatif, maka dari hal tersebut beliau berkesimpulan bahwa bahasa-bahasa Ahok tersebut tidak pantas pantas/tidak etis, singkatnya demikian. Dan sebenarnya ini juga menjadi anggapan sebagian orang bahwa Ahok suka berbahasa “kasar” bahkan oleh pendukung Ahok sendiri. Mari kita lihat apakah benar demikian. Pertama, Kasus ini terkait dengan etika, maka kita harus menentukan dahulu etika seperti apa yg di pakai Prof Kebamoto untuk mengukurnya? etika menurut agama kah? etika jawa kah? adat ketimuran kah? atau apa? tidak jelas