Jantrung



Diujung langit titik membersit, nampak nelangsa menentu takdir
Engkau telah meletakan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan Mu
Lalu pergi nun jauh berpaling, meninggalkan caksuswara berkuasa, sambil itu
Memperhatikan kehidupan gandum dan ilalang

Sebagian atma segera di cabut, agar nyata murka dan kemuliaan
Sebagian lainnya Kau biarkan tumbuh dan berbuah atau bahkan layu dan kering
Jika CINTA adalah yang terutama, lalu kenapa semua ini terjadi?
Jika KASIH adalah yang terbesar, lalu mengapa terasa menyakitkan?

Mereka tak akan mengerti, sekalipun tidak!
Hanya merengek dan terus merengek, Lalu
Meratap dan terus meratap, tapi
Yang lainnya bersuka cita dan terus bersuka, sayangnya
Jumlahnya sangat sedikit, ku kira



Kupang, 2015

NB: Jantrung: Termenung-menung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ORANG - ORANG POTENSIAL DALAM GEREJA HARUS 'DIMAKSIMALKAN' BUKAN 'DIMANFAATKAN'

APAKAH DENGAN MENGATAKAN KEBENARAN KEPADAMU, AKU TELAH MENJADI MUSUHMU? (Menanggapi tulisan Pdt. Norman M. Nenohai)

Teologi Kidung Jemaat