REFLEKSI GEREJA MASA KINI
Berikut adalah “Kata Pengantar” tulisan John
Robbins tentang Trinitas. Tulisan ini memuat ulasan yang sangat bagus bagi orang Kristen untuk lebih dapat memahami apa itu KEKRISTENAN.
Tulisan ini beta anggap sebagai refleksi bagi gereja di era modern sekarang ini
yang cenderung melupakan hal paling penting dalam kekristenan. Berikut
kutipannya:
Kekristenan selalu mempunyai musuh, di antaranya
adalah mereka yang mengaku Kristen. Sebagian musuh iman tersebut menolak
doktrin dan mengagungkan perbuatan dan mendorong orang Kristen lebih aktif
bekerja dan tidak membuang waktu belajar, berspekulasi, dan belajar doktrin
yang mengakibatkan perpecahan. Yang lain menolak doktrin dan menekankan bahwa
kesucian sebenarnya adalah mendengarkan Allah berbicara melalui gereja, teman,
dan kata hati sendiri.
Bagi mereka dan bagi orang Kristen yang mereka
pengaruhi, sebuah buku tentang tentang Trinitas adalah sebuah
teka-teki. Mengapa ada orang yang membaca buku seperti itu, apa lagi
menulisnya? Bukankah memberi makan kepada yang kelaparan dan rumah bagi gelandangan
lebih penting dari pada memahami perbedaan homoousios dan homoiousios? Siapa
yang peduli Sabellianisme dan Arianisme? Bukankah memeriksa hati sendiri lebih
penting daripada belajar tentang Trinitas?
Sayangnya mereka salah dan kesalahan seperti itu
bisa membahayakan roh mereka. Kekristenan bukan tindakan atau introspeksi:
tetapi kebenaran. Kekristenanan adalah doktrin, pengajaran, teori, kebenaran;
bukan praktek, aksi, atau kondisi mental. Tentu saja, perilaku atau perbuatan
tertentu merupakan hasil dari Kekristenan, tetapi perilaku itu bukan
Kekristenan. Mencampur-adukkan keduanya adalah sebuah kesalahan serius seperti
halnya mencampurkan pembenaran dan pengudusan, iman dan perbuatan. Orang yang
mencampurkannya berada dalam bahaya neraka. Tetapi di kalangan Kristen saat ini
sangat terkenal penekanan pada tindakan dan pengabaian doktrin, seolah-olah
tindakan lebih penting. Pandangan ini asing bagi Alkitab, yang mengajarkan
pembenaran lewat kepercayaan/iman dan pengudusan oleh kebenaran. Rasul Petrus,
sebagai contoh, mengajarkan kita bahwa semua hal terkait kehidupan dan
kesalehan datang melalui pemahaman tentang teologi. Semua hal! Namun penekanan
Kristus, Paulus, Yohanes, dan Petrus – yaitu penekanan Allah – pada
pengetahuan, telah hilang dari gereja. Perasaan dan perbuatan, dan bukan
pengetahuanlah yang diprioritaskan sebagian besar gereja dan orang kristen.
Saat orang meninggalkan iman Kristen, dia menghilangkan dasar moralitas Kristen. Moralitas ini bukanlah sesuatu yang jelas dari diri sendiri: Hal ini harus ditunjukkan berulang-ulang, walaupun orang Inggris bodoh itu mengatakan sebaliknya. Kekristenan adalah sebuah sistem, pandangan menyeluruh terhadap segala sesuatu. Hancurkan satu konsep utama, yaitu iman kepada Allah, maka semua runtuh: Tidak ada yang tersisa.
Penulisnya adalah Friedrich Nietzsche, yang membenci Kristus dan semua ajaran-Nya. Tetapi Nietzsche paham apa yang diajarkan Kristus. Tidak mungkin mengatakan yang sama tentang orang Kristen saat ini. Kami harap buku ini digunakan Allah mempertahankan dan melindungi kebanaran-Nya terhadap lawan dan yang menganggap diri sahabat.
John Robbins
December 10, 1984
(The Trinity, Gordon H. Clark, terjemahan Ma Kuru)
Sapotong kutipan dari : http://whereisthewisdon.wordpress.com/2011/02/14/gordon-clark-trinitas-bagian-1/
Komentar
Posting Komentar