LITERASI MUSIK NTT DAN INDUSTRI MUSIK
PENTINGNYA MEMAHAMI SEJARAH DAN BUDAYA MUSIK NTT
Ketika kita berbicara tentang industri musik tentu saja yang terjadi disana adalah persaingan kecerdasan para produser, komposer, penyanyi, marketing dan semua pihak yang terlibat di dalamnya. Kita sebut saja David Foster, dari aspek ekonomi dia bukan saja Musisi jago tapi juga seorang pebisnis ulung yang mampu membaca pergerakan pasar musik dunia. Hampir semua penyanyi dan lagu – lagunya sukses merajai musik internasional. Apakah semua ini terjadi secara kebetulan? Tentu saja tidak, karena ada proses intelektual yang dilalui di sana. Kalaupun mungkin ada beberapa kasus yang tidak demikian, tetap saja trend pasar adalah sesuatu yang tidak dapat dibohongi. Artinya bisa jadi seorang Musisi tidak memahami trend pasar tapi secara kebetulan lagunya cocok dengan trend pasar sehingga menjadi booming., tapi pertanyananya berapa banyak keberuntungan seperti ini bisa terjadi? Nah, dari hal – hal tersebut kita dapati bahwa pelaku musik harus mulai terbiasa beraktifitas musik secara ilmiah. Mengenai hal ini tentu saja pelaku musik yang malang melintang dalam industri ini lebih memahami seluk beluknya dibanding saya.
Kita tidak beranjak lebih jauh terkait industri musik, karena sebenarnya paragraf diatas hanya pancingan awal betapa pentingnya literasi dalam bermusik. Musisi seperti David Foster memiliki literasi musik yang mumpuni, sehingga dapat bertahan dan bahkan merajai indusri musik internasional. Jadi aktifitas intelektual yang akan disampaikan di sini bukan saja terkait seputaran industri musik semata, tapi lebih luas dan mungkin sangat fundamental bagi perkembangan musik NTT dan menentukan eksistensi musik NTT dan Musisi NTT di kancah nasional maupun internasional. Apa yang dimaksud dengan hal yang fundamental tersebut? Coba kita lihat Musisi – Musisi asal Maluku, Batak, Sunda, Papua dan beberapa lainnya memiliki “pola” yang jelas dari generasi ke generasi. Mereka tidak keluar dari pola tersebut tanpa menghambat kreatifitas dalam bermusik. Pola tersebut terbentuk dari suatu yang sangat fundamental di setiap daerah yaitu karakter atau jati diri yang kuat berakar pada budaya yang terbentuk di daerah tersebut. Pola yang kuat ini kadang – kadang dapat kita ketahui dari mengenal asal seorang penyanyi dari daerah mana hanya dengan mendengar suaranya walau sebelumnya kita tidak pernah mengenalnya. Batak dengan artikulasi dan intonasi suara yang tegas dan lantang, maluku dengan timbre suara yang mendayu – dayu dan merdu, demikian juga sunda, papua, dan lain sebagainya dengan ciri khas masing – masing.
Nah sekarang kita lihat kondisi musik di NTT, baik itu musiknya maupun insan musiknya. Apakah karya – karya Musisi kita sudah mencerminkan jati diri atau budaya NTT? Atau kita perlu mundur untuk bertanya kembali; musik NTT itu seperti apa atau apa jati diri musik NTT? Sejujurnya bagi penulis ini hal yang sulit dijawab. Bukan karena tidak jelas, tapi NTT mempunyai keunikan tersendiri. Sebagai gambaran miniatur Indonesia, kita memiliki kekayaan budaya yang yang beragam (tidak seragam). Setiap daerah dengan ciri khasnya musik tradisionalnya tersendiri. Hal ini yang membuat kita kesulitan untuk menentukan musik NTT seperti apa. Namun kalau kita perhatikan secara menyeluruh musik NTT mempunyai dua fungsi: Pertama untuk pengiring tarian, dan kedua sebagai lagu untuk didengarkan. Nampaknya yang cukup menonjol adalah musik sebagai pengiring tarian. Musik tradisional NTT mencakup beragam genre musik, mulai dari tarian adat, musik ritmik, hingga lagu-lagu rakyat yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat NTT. Salah satu contoh yang terkenal adalah tarian tradisional seperti; Tari Caci dari Manggarai, dan Tari Likurai dari Timor. Setiap tarian dan musik tradisional ini memiliki cerita dan makna yang dalam, sering kali terkait dengan ritual keagamaan, pertanian, atau perayaan budaya. Musik tradisional NTT juga dikenal dengan alat musik tradisionalnya yang unik, seperti Sasando, Gong, dan Sape. Sasando misalnya, adalah alat musik tradisional khas Rote yang terbuat dari anyaman daun lontar dan memiliki bunyi yang lembut dan menenangkan. Sementara itu, Sape adalah alat musik petik khas Sumba yang memiliki bunyi yang khas dan indah. Kekayaan alat musik tradisional ini menjadi salah satu daya tarik utama musik NTT. Dan lain sebagainya.
Melihat keunikan musik NTT yang begitu beragama ini, tantangan kita adalah bagaimana kita meramu musik NTT serta menemukan strategi jitu agar musik NTT menjadi musik yang tidak kehilangan jati diri dan dapat bertahan bahkan merajai industri musik nasional maupun internasional. Tentu saja kita sudah mempunya nama besar seperti Andmesh Kamaleng, Mario Klau, Marion Jola dan beberapa Musisi hebat lainnya, tapi apakah musik mereka sudah cukup reprsentatif untuk mewakili musik NTT. Beberapa waktu yang Andmesh merilis lagu dalam bahasa kupang berjudul “Talalu Sakit”. Cukup sukses karena mencapai jutaan viewers di YouTube, namun masih ada beberapa pendapat yang mengidentikan lagu tersebut dengan lagu ambon atau bahkan dianggap meniru lagu ambon. Tentu saja saya pribadi juga tidak lekas setuju dengan pendapat – pendapat tersebut, namun hal – hal seperti ini patut kita evaluasi untuk kepentingan kemajuan musik NTT kedepannya. Kemudian Marion Jola, apakah penampilannya sudah cukup representatif sebagai Musisi NTT? Dan lain sebagainya. Pertanyaan – pertanyaan seperti ini perlu kita refleksikan sebagai pancingan awal pembahasan dalam rangka memperkaya dan mendalami literasi musik NTT. Agar tidak salah paham juga, perhatikan bahwa penulis tidak sedang mengharuskan semua Musisi NTT harus memasukan unsur musik tradisional dalam karya – karya mereka (fusion music), tetapi lebih pada menguatkan pondasi Musisi kita sebagai Musisi NTT yang tidak meninggalkan jati dirinya dan dikenal jati dirinya melalui karya – karya mereka. Glen Fredly di awal kemunculannya bagi saya adalah bentuk revolusi musik dari penyanyi – penyanyi asal maluku, namun keidentikan Glen Fredly sebagai musisi asal maluku sangat lekat pada dirinya. Atau mungkin ini hanya masalah waktu saja. Harus diakui kita di NTT dalam industri musik kalah start dengan beberapa daerah lainnya. Kita baru mulai muncul beberapa tahun belakangan seiring dengan lajunya perkembangan teknologi dan informasi, dimana memungkinkan setiap pelaku seni dapat berkarya dari mana saja dengan fasilitas yang cukup memadai tanpa harus pergi ke Jakarta. Atau mungkin ada pendapat atau metode lainnya yang lebih pas diterapkan mengingat kondisi musik NTT yang cukup beragam sehingga diperlukan metode yang tidak biasa untuk medorong perkembangan musik NTT.
KEMAMPUAN MENULIS NOTASI LAGU
Banyak musisi di Indonesia termasuk Musisi NTT cenderung tidak terlalu fokus pada notasi musik yang formal. Mereka lebih mengandalkan pendengaran dan perasaan dalam menciptakan musik. Meskipun begitu, kemampuan menulis notasi lagu yang baik bisa menjadi nilai tambah yang besar dalam proses penciptaan musik. Meskipun notasi musik mungkin terasa teknis, namun memiliki manfaat yang signifikan, seperti:
1. Komunikasi yang Jelas: Notasi musik memungkinkan musisi untuk berkomunikasi dengan jelas mengenai bagaimana musik harus dimainkan. Ini sangat berguna saat bekerja dengan musisi lain atau memainkan lagu yang telah ditulis oleh orang lain.
2. Dokumentasi yang Akurat: Dengan notasi musik yang baik, kita dapat mendokumentasikan karya musik kita dengan akurat. Hal ini penting untuk pengarsipan, publikasi, atau keperluan bisnis lainnya.
3. Membantu dalam Pengajaran: Notasi musik yang baik juga memudahkan dalam proses pengajaran musik. Notasi yang jelas akan membantu murid atau musisi lain memahami dan memainkan musik dengan benar.
Tentu saja ada banyak Musisi sukses tanpa memiliki kemampuan menulis notasi lagu dengan baik, tapi akan lebih baik lagi kalau setiap Musisi memiliki kemampuan menulis notasi lagu dengan baik. Dan salah satu hal yang sangat penting jika kita mampu menulis notasi lagu adalah dapat menjaga dan melanjutkan estafet musik bagi keberlangsungan Musisi – Musisi muda dari generasi ke generasi karena memiliki dokumen musik yang jelas, konkrit dan edukatif.
PERAN PEMERINTAH
Pemerintah wajib turut serta dalam mendukung musik NTT, namun seni musik adalah bidang yang cukup unik, sehingga cara pemerintah untuk mendukung perkembangan musik tidak bisa dilakukan dengan cara yang sama dengan aspek lainnya. Musik NTT jelas perlu disupport oleh pemerintah, namun tidak dilakukan dengan cara yang mengikat. Pemerintah berfungsi sebagai support system tanpa mendikte dan mengarahkan insan musiknya harus bagaimana. Berikan ruang berkarya yang memadai tanpa masuk ke dalam ruang tersebut dan mencampuri segala urusan di dalamnya. Sering kali insan musik menjadi ‘korban’ kejahilan oknum pemerintahan. Saya sendiri dulu pernah mengalami hal demikian. Paling sering adalah hanya dimanfaatkan tanpa diberi imbalan yang setimpal. Belum lagi terjebak dan dijebak dalam kepentingan politik tertentu, dan lain sebagainya.
Musisi dipandang sebagai profesi yang rendah atau tidak setara dengan profesi lainnya, seperti dokter, ASN, polisi, dan lain - lain. Kondisi ini membentuk reputasi yang buruk bagi profesi sebagai Musisi sebagai profesi yang tidak menjanjikan. Walau musik menjadi kebutuhan yang tak dapat ditolak, namun hanya ingin dinikmati tanpa dihormati. Hanya mengingat rasanya tanpa mau mengakuinya. Berkaca dari berbagai problem yang ada, maka kita sebagai insan musik NTT merasa perlu memberi masukan bagi pemerintah sebagai pihak penyelenggara Pembangunan, agar menjadi bahan pertimbangan, hingga menjadi keputusan serta dilaksanakan bagi kepentingan perkembangan masa depan musik NTT. Masukan – masukannya sebagai berikut:
1. Pemerintah harus berperan penting dalam melestarikan musik tradisional sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga.
2. Musisi dan seniman yang terlibat dalam musik tradisional dapat menjadi agen penggerak ekonomi lokal. Dengan memberikan dukungan, pemerintah dapat membantu memperkuat industri kreatif dan pariwisata melalui musik tradisional.
3. Pemerintah melalui dinas pariwisata dan dinas terkait melibatkan seniman NTT dalam penyelenggaraan pegelaran – pelelaran seni dan budaya, bukan saja sebagai penampil tapi juga turut rembuk memberikan gagasan.
4. Memberi dukungan kepada komunitas – komunitas dan Lembaga – Lembaga seni budaya yang ada, serta turut libatkan mereka dalam berbagai kegiatan seni dan budaya.
5. Menyediakan wadah berkarya bagi insan musik NTT sebagai tempat mengekspresikan karya seni dan kiblat berkesenian di NTT. Sebagai catatan, pada tahun 2011 kami melalui sanggar Rumah Poetika mengadakan seni pertunjukan setiap minggu di Taman Nostalgia dengan menampilkan berbagai karya seni baik lagu, tari, puisi, drama, dan lain sebagainya. Tujuannya menjadikan Taman Nostalgia sebagai rumah seniman NTT untuk berkarya. Namun tidak dapat dilanjutkan lagi karena beberapa kendala.
6. Membuat regulasi – regulasi yang memadai untuk melindungi hak – hak Musisi dan mengatur seluruh kepentingan Musisi di industri musik, baik di level daerah maupun nasional.
7. Pemerintah dapat memfasilitasi program-program pendidikan musik yang mencakup pelatihan, workshop, dan kursus untuk membantu pengembangan bakat musik serta peningkatan kualitas musikus NTT.
8. Tidak perlu memberi reward dengan mengangkat Musisi handal sebagai ASN atau honorer, tapi ciptakanlah iklim ekonomi yang baik bagi Musisi agar dapat tetap bertahan hidup melalui karya – karyanya.
KESIMPULAN
Literasi musik dan industri musik memiliki peran yang sangat penting dalam memahami, menghargai, dan memajukan musik NTT. Literasi musik merupakan kemampuan untuk membaca, memahami, dan menginterpretasikan berbagai aspek musik, termasuk notasi musik, teori musik, dan sejarah musik. Dengan literasi musik yang baik, seseorang dapat lebih menghargai dan mendalami karya musik dengan lebih dalam. Literasi musik penting dalam pengembangan bakat musik, peningkatan apresiasi musik, dan pengembangan bakat musik, peningkatan apresiasi musik, dan penghayatan makna dalam karya musik. Literasi musik juga memungkinkan seseorang untuk berpartisipasi aktif dalam dunia musik, baik sebagai pemain musik, pendengar yang kritis, atau pencipta musik.
Industri musik mencakup berbagai aspek dalam produksi, distribusi, dan pemasaran musik. Dalam era digital saat ini, industri musik mengalami transformasi besar dengan adopsi teknologi dan platform digital yang memengaruhi cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dikonsumsi. Untuk memastikan semua aspek tersebut pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung industri musik melalui kebijakan, program pendidikan, dan perlindungan hak cipta. Dukungan pemerintah yang kuat dapat membantu memajukan industri musik, melindungi musisi, dan melestarikan musik tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
Manuel, Peter. (2019). Popular Musics of the Non-Western World: An Introductory Survey
Nettl, Bruno. (2015). The Study of Ethnomusicology: Thirty-one Issues and Concepts.
Stokes, Martin. (2017). Ethnicity, Identity, and Music: The Musical Construction of Place.
Hood, Mantle. (2017). The Ethnomusicologist.
Titon, Jeff Todd. (2016). Worlds of Music: An Introduction to the Music of the World's Peoples.
Simaremare, L. (2017). Perubahan Budaya Musik Dari Perspektif Teori Kebudayaan.
Laksono, A. (2020). Representasi Budaya Lokal dalam Musik Kontemporer Indonesia.
Tamsyah, I. (2021). Intervensi Pemerintah Indonesia dalam Penetrasi Musik Lokal Ke Pasar Global Melalui Badan Ekonomi Kreatif (GEKRAF).
Kusumawardhani, A. (2014). Membangun Musik Indonesia Melalui Budaya Berbagi.
Heldi, W. (2023 Oktober). Pelestarian Angklung: Strategi untuk Mempertahankan Warisan Musik Tradisional Indonesia.
Pratisti, A. (2022). Kitab Musik dalam Tradisi Islam (I):Beberapa Sumber Awal
Komentar
Posting Komentar