TERGERUS KARENA KESOMBONGAN


Berikut ini adalah salinan perdebatan beta di status facebook seorang Hamba Tuhan bernama Muriwali Yanto Matalu, disini. Perdebatan ini terputus karena rupanya Muriwali telah memblokir beta dengan alasan yang tidak jelas. Karena itu, beta memutuskan untuk menanggapi Muriwali lebih lanjut di blog beta ini. Alasan lebih utama kenapa beta perlu menanggapi dan mendokumentasikan perdebatan ini, karena Muriwali ini adalah seorang Hamba Tuhan (pendeta) yang (secara psikologis) mudah untuk dipercaya gagasannya oleh jemaat yang awam teologi. Untuk itu tulisan ini sebagai bentuk ketidak-setujuan beta terhadap gagasan Muriwali tersebut. Alasan lainnya adalah; Untuk menunjukan kebodohan Muriwali atas perilaku sombongnya dalam berdiskusi. Kebodohan yang beta maksud adalah terkait perdebatan kami tersebut, bukan terhadap keseluruhan teologi Muriwali, karena faktanya Muriwali adalah seorang sarjana teologi yang telah menyelesaikan S1 teologi di Malang dan menyelesaikan program M.A. in Intercultural Reformed Theology, di Kampen, Belanda (koreksi kalau beta salah), tentu saja cukup meyakinkan bahwa dia adalah seorang yang khatam teologi.

 

Salinan diskusi ini beta tampilkan secara menyeluruh termasuk komentar – komentar lain selain beta dan Muriwali, tapi tidak menyertakan komentar-komentar berupa “stiker” atau hal lainnya yang beta anggap tidak esensial untuk ditampilkan disini. Setelah memuat salinan debat tersebut, dibawahnya akan beta berikan tanggapan mau pun penjelasan tambahan terkait perdebatan tersebut, terutama soal kebodohan dan kesombongan Muriwali. Berikut debatnya:

Muriwali Yanto Matalu: BOLEHKAH MENGUCAPKAN "SELAMAT PAGI TUHAN"?
Gli Azzurri: Shalom pak MYM.. Bagaimana tanggapan pak MYM utk org yg mengatakan: "Selamat pagi Tuhan,,"
bukankah Tuhan berada di atas waktu dan sumber selamat itu sendiri pak. Mohon pencerahannya! Terimakasih pak MYM
MYM: 
Pernyataan semacam itu secara teologis salah. Ada dua masalah di sini:
1) Allah yg kekal, yg memenuhi dan melampaui segala waktu dan ruang, TIDAK MEMILIKI pagi, siang, dan malam. Ketika anda berkata "Selamat pagi Tuhan" anda berbuat seolah-olah Tuhan dikurung oleh waktu sama seperti kita. Dan, jika orang yg tidak percaya mendengar itu, maka mereka bisa berpikir bahwa Tuhannya orang Kristen ternyata dikurung waktu, lalu akhirnya berasumsi bahwa kalau malam hari mungkin Tuhannya Kristen itu tidur/istirahat. Spekulasi yg liar dari orang tak percaya, bahkan orang Kristen yg tak paham, akan muncul, dan ini akan sangat menyesatkan.
2) Arti "selamat pagi" dsb., tentu anda tahu. Itu adalah ucapan yg mengandung harapan bahwa orang yg menerima salam kita itu akan sehat, sejahtera, dan selamat. Istilah "selamat" sebagai salam dalam Bahasa Indonesia bisa setara dgn istilah Shalom atau Assalamualaikum. Nah, masakan Tuhan yg hidup selama-lamanya, tak terbatas, pemilik segala sesuatu, dan juga pemilik keselamatan kita, harus mendapatkan ucapan selamat kita? BETAPA KURANG AJARNYA ORANG KRISTEN YG DEMIKIAN.

Ivan Bartels: Jangan juga sebut Allah dengan "Bapa" krn kalau sebut "bapa" sama dengan kita mengatakan Allah itu berkelamin pria pd hal sosok Allah tdk dapat dibatasi dengan kelamin. BETAPA KURANG AJARNYA ORANG KRISTEN YG DEMIKIAN.

Erik Sasue: Konsekuensi Logisnya yah..?

Ivan Bartels: yups  🙂

Petrus Gea: Setuju. Penulis Alkitab banyak salah kalau mengikuti alur pikir MYM. Masakan Allah yang kekal dan tak terbatas, bisa digambarkan seperti manusia; punya tangan, kaki, mata, dll.

Nah, begitulah cara manusia mendekatkan diri Allah yang kekal dan tak terbatas itu di dalam kehidupannya.

Thomas Hina Noy: Tergantung definisi "Selamat Pagi" itu apa? Dan tergantung definisi "Bapa" untuk Allah ketika kita menyapa Allah dengan Bapa, karena penulis Alkitab juga selalu memakai kata "Bapa" kepada Allah. 

Lalu apakah kalau kita membuat analogi terhadap dua kata itu tepat atau tidak. 
Menurut saya jawaban Muriwali Yanto Matalu sudah tepat dari sudut pandang teologis, mungkin sama dengan jawaban Pak Esra Alfred Soru I dalm video ini. 
https://youtu.be/2Q2s2WlpHew

Ivan Bartels: Nah, kalau Thomas paham bahwa tergantung merujuk pd definisi apa, maka Thomas hrsnya tdk setuju dengan Muriwali. Muriwali menyalahkan orang "selamat pagi Tuhan" krn dia beranggapan ktika org bilang "selamat pagi Tuhan" maka org membatasi wkt Tuhan (merujuk pd waktu), pd hal tdk ada keharusan org pke dlm definisi Muriwali tsb. Atau bs jd dalam perspektif yg lain “selamat pg Tuhan” itu sebagai bentuk kedekatan kita (manusia) dan Tuhan melalui bahasa manusia (dlm perspektif manusia terhadap Ilahi). Jd klo Muriwali menyalahkan org yg ucap demikian, beta mau tanya dia keharusan drmana org tunduk pd definisi dia? Ini jatuh dlm genetic fallacy (semoga Thomas sdh belajar Genetic fallacy)

Berikutnya, beta ks analogy “bapa” sebagai bentuk reduction absurdum terhadap argumen Muriwali. Thomas tolak hny krn alasan penulis Alkitab pke penyebutan tsb. Mau penulis Alkitab sekali pun, tp klo jatuh dlm genetic fallacy, maka penulis Alkitab juga salah, jelas2 Allah itu kta tdk tau berkelamin apa, atau apakah berkelamin atau tdk. Maka klo mau ks salah ucapan “selamat pagi TUhan” maka hrs konsisten jg ks salah pengucapan “Bapa: utk Allah.
Btw, Thomas ks youtubenya pak Esra, justru pak Esra dukung beta soal pengucapan “selamat pagi Tuhan”, pak esra bilang boleh sj dlm perspektif manusia. Ini artinya kita maknai dr definisi yg berbeda (tdk hrs dr definisi muriwali). Yg justru pak esra gugat adalah kata “selamat” nya, walau utk hal ini beta jg tdk setuju dgn pak esra mungkin.

Ivan Bartels: Nah klo tdk ada keharusan tunduk pd definisi Muriwali yg genetic fallacy itu, maka sama jg dengan penyebutan "Bapa" tdk hrs dalam Definisi terkait kelamin, melainkan kita menyebut "Bapa" krn bentuk kedekatan kita dengan Allah atau dlm perspektif Tritunggal, Bapa dimaknai sebagai pribadi yg mengutus pribadi Yesus sebagai anaknya. Dan Nah, “”Anak” disini jg tdk dalam definisi biologis, tp bentuk kedekatan Allah dan Yesus.

Rudy Wijaya: Berkelamin pria, karena dalam bahasa Yunani, kata yg digunakan utk "Allah" dan "Tuhan" itu bentuknya maskulin..

Θεός dan Κύριος, keduanya menggunakan bentuk maskulin..

Ivan Bartels: mksh sdh melengkapi pak Rudy Wijaya

Ivan Bartels: Dan tentu sj Alkitab tdk menggunakannya dlm definisi/makna "jenis kelamin"



Victor Riwu Kaho: Beta setuju dg satire Ivan dlm bentuk ironi ini.

Krn ungkapan "Selamat Pagi Tuhan" blom tentu krn mengimani bhw Tuhan itu kuasanya terbatas dlm dimensi waktu tertentu, d.h.i. pagi hari. Apalagi krn ingin penjarakan Tuhan dalam dimensi waktu. Umumnya ungkapan Selamat Pagi Tuhan dilantunkan krn mengimani Tuhan Maha Hadir dan Dia hadir dlm dimensi waktu saat pagi hari tiba. Krn itu, nanti pas doa siang ato malam ungkapannya berubah mjd “Selamat Siang/Malam Tuhan”.

Theophilus SetiaIvan Bartels berteologialah dgn sehat jangan ikuti teolog yg arogan.

Ivan BartelsTheophilus Setia apa itu teologi sehat? Beta ikuti teolog arogan siapa?

Ivan Bartels: teologi beta tdk sehat?

Theophilus SetiaIvan Bartels hanya gara2 org berdoa selamat pagi bapa yg tinggal di Sorga, atau yg menyanyi selamat bapa, selamat pagi Yesus, lalu org tsb dibilang kurang ajar. Ini kan tanda2 arogan.

Ivan BartelsTheophilus Setia, ohhh anda jangan salah paham dulu. Perhatikan beta buat kalimat "satire" seperti yg kk Victor Riwu Kaho bilang diatas. komentar beta itu dlm bahasa logika disebut Reductio ad absurdum utk menunjukan kelemahan argumen lawan. Komentar beta sebagian itu mengutip komen pemilik status. Caba anda baca baik2 dulu. Yg hrs anda tegur itu pemilik status bukan beta.

Theophilus SetiaIvan Bartels saya ngerti maksud anda adalah meniru si pembuat status. Makanya saya bilang jangan meniru/ikuti!

Muriwali Yanto Matalu: Reductio ad absurdum apa Ivan Bartels? Standar saya Alkitab. Jelas istilah Bapa digunakan karena Tuhan mengajar kita menggunakannya. Istilah selamat pagi atau selamat apa pun tak digunakan dalam Alkitab.
Lagipula, poin kedua saya juga you tak singgung. Baik saya hanya respons di sini saja. Bye bye.

Ivan Bartels: Reductio ad absurdum itu teknik debat menggunakan senjata lawan diskusi utk menunjukan kelemahan argumennya. Dan sdh beta tunjukan itu ke anda, bagaimana lemahnya argumen anda tsb. 
Menggunakan kriteria suatu istilah digunakan atau tdk, juga argumen lemah. Tdk digunakan di Alkitab bukan berarti bertentangan dengan Alkitab. Istilah Tritunggal jg tdk digunakan di Alkitab tp Tritunggal merupakan deduksi valid dr keseluruhan isi Alkitab dan tak terbantahkan. 

Btw, sama standar beta juga Alkitab.

Muriwali Yanto MataluIvan Bartels kenapa you kasih kuliah saya? Itu teknik Van Tillian. Saya sedang mempertanyakan keabsahan reductio ad absurdum kamu yg salah sasaran. Sudahlah sy tak melayani anda lagi. Ini hanya koreksi saja.

Ivan Bartels: Reductio itu bukan tekniknya Van Tillian, asal sj klo omong! 
Anda mempertanyakan keabsahan reductio beta disaat beta sudah menunjukannya diatas. apa yg anda koreksi ya?

Muriwali Yanto Matalu: Ivan Bartels enaknya saya blokir saja ya. Daripada ributkan hal nggak penting dg kamu


Demikian diskusi singkat kami. Sebelumnya beta perlu klarifikasi dahulu terkait tanggapan pertama beta di status Muriwali. Karena kurang memperhatikan dengan seksama, tanggapan beta berupa reductio ad absurdum diatas sedikit keliru. Maksudnya,  untuk kalimat: “BETAPA KURANG AJARNYA ORANG KRISTEN YG DEMIKIAN”, adalah poin kedua dari status Muriwali sedangkan beta menanggapi poin yang pertama. Seharusnya beta tidak perlu menambah kalimat tersebut karena beta lakukan reduction ad absurdum terhadap poin pertama Muriwali. Namun demikian, ini tidak mengganggu esensi dari tanggapan beta yang sebenarnya pun berlaku juga untuk poin kedua dari status Muriwali tersebut.  Hanya beta perlu kasi tahu agar pembaca tidak bingung. Hal lainnya juga, ada seorang dengan akun Theophilus Setia mengkritisi teknik reduction yang beta gunakan karena dia  menganggap beta arogan. Dia paham bahwa beta meniru argumen Muriwali, tapi nampaknya dia tidak paham bahwa “reduction ad absurdum” adalah bukan tindakan arogan atau bukan tidakan yang tidak sopan apa lagi dosa. Yesus pun menggunakan “reduction ad absurdum” dalam Markus 10:18, Markus 2:16-17, dan juga yang dilakukan pleh seorang perempun Kanaan terhadap Yesus di Matius 15:22-28, dll.   Bagi pembaca yang belum paham apa itu reduction ad absurdum, bisa baca disini atau disini. 

Baik kita lanjut pada hal – hal yang ingin beta ekspos terkait kebodohan akibat dari tingkah sombong Muriwali. Beta tidak perlu lagi mengulangi kelemahan argumen Muriwali karena sudah beta tunjukan, baik secara langsung kepada Muriwali mau pun secara tidak langsung kepada pihak lain yang mendukung argumen Muriwali (baca tanggapan beta untuk Thomas Hina Noy), tapi beta akan menegaskan lagi akibat dari kebodohan argumen Muriwali tersebut.

1.  Kekonyolan argumen Muriwali di statusnya tersebut berkibat fatal bagi isi Alkitab. Kalau dia mau konsisten dengan argumen tidak boleh mengucapkan “selamat pagi Tuhan” dengan alasan Tuhan tidak dapat dibatasi dengan waktu, maka dia pun harus tolak banyak hal dalam isi Alkitab. Misalnya: Dia harus menyalahkan Yesus menyapa Allah dengan sebutan “Bapa” karena Allah tidak dapat dibatasi dengan kelamin apa atau kita tidak tahu Allah berkelamin atau tidak,  Yesaya juga salah ketika menyebut “tangan Tuhan” dengan alasan kita tidak tahu Tuhan punya tangan atau tidak (seperti manusia) karena  Yesaya mau pun kita semua belum pernah melihat bagaimana bentuk Tuhan , dan contoh – contoh  lainnya ketika  Alkitab menggambarkan sosok Allah dalam perspektif manusia. Kekonyolan argumen Muriwali ini adalah bentuk kesalahan berpikir genetis (Genetic Fallacy)
2.   Muriwali lakukan bantahan lainnya yaitu: “Jelas istilah Bapa digunakan karena Tuhan mengajar kita menggunakannya. Istilah selamat pagi atau selamat apa pun tak digunakan dalam Alkitab”. Argumen ini juga fatal. Istilah “Bapa” diajarkan atau digunakan dalam Alkitab sedangkan istilah “selamat pagi Tuhan” tidak digunakan dalam Alkitab, maka “Tritunggal” juga salah, karena Tritunggal pun ternyata tidak digunakan dalam Alkitab. Pada hal kita tahu sendiri tritunggal adalah doktrin yang sangat fundamental dalam iman Kristen menjadi teranulir hanya karena keharusan suatu istilah terdapat di Alkitab baru bisa dianggap benar. Wow pintar sekali Muriwali ini!!!!!
3.  Tambah konyol lagi Muriwali mempertanyakan keabsahan argumen beta disaat sebelumnya beta sudah menunjukan kelemahan argumennya dengan memberi contoh Tritunggal yang menjadi salah kalau dia mau konsisten dengan argumennya. Harusnya dia lakukan bantahan selanjutnya (terkait contoh Tritunggal) atau bantahan lain untuk menunjukan posisinya tetap stand, tapi yang Muriwali lakukan hanyalah klaim bahwa reduction ad absurdum yang beta lakukan adalah salah sasaran, tapi argument pendukungnya tidak ada. Yang lucunya setelah klaim demikian, dia bilang tidak mau layani beta lagi. Well kamu taruh dimana letak amanat 1 Petrus 3:15 wahai Muriwali yang selama ini begitu bersemangat sebagai seorang apologet????
4.  Melengkapi kebodohan Muriwali, tanpa alasan yang jelas dia memblokir beta begitu saja dengan alasan beta meributkan hal yang tidak penting. Jadi penyebutan istilah “Bapa” dan istilah “Tritunggal” yang menjadi salah kalau ikuti argumen konyol anda itu adalah hal yang tidak penting??? Rupanya Muriwali ini lebih mementingkan egonya dari pada kebenaran.  Mungkin dia malu karena kebodohannya beta ekspos, maka pilihan yang lebih baik adalah memblok beta agar beta berhenti mengekspos kebodohannya.




Komentar

  1. Balasan
    1. Cocok utk menggambarkan org sombong ama hehe

      Hapus
  2. Kekeliruan Muriwali adalah menolak Tuhan mengajarkan dan mengijinkan umat lakukan personifikasi thd Tuhan shg memiliki atribut2 manusia. Muriwali mempersempit hal ini dg HANYA menerima apa yg tertulis scr hurufiah dlm alkitab. Ini keliru krn salah satu implikasinya, Muriwali jg harus menolak konsep Tritunggal krn istilah Tritunggal sama sekali tdk tertulis dalam alkitab.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kk. Ini memang problem mendasar sebagian pendeta kita, yg paham teologi tp snd paham logika. Miris

      Hapus
  3. sayang sekali. warna font nya bikin baca gak fokus dan lelah mata

    BalasHapus
    Balasan
    1. maafkan beta. Memang lg berusaha berbenah dengan hal ini. Beta juga kurang piawai mengatur blog. Mksh atas masukannya :)

      Hapus
    2. Om, sudah beta perbaiki tampilannya biar lbh enak bacanya. Trims atas masukannya

      Hapus
  4. Saya juga heran sama pdt itu.sekolah nya aja tinggi, tp tdk prnh menunjukkan kepandaian yg bijak dan rendah hati. Dia lbih brtalenta ke arah debat( ccok nya mmng dia sekelas org farisi/atau ahli kitab dizaman modern) suka mnyerang pdt2 lain, yg seharusnya (Kristus pun tdk mengajarkan dmkian.) sesama pengikut Kristus shrusnya bersatu,menopang bukannya saling serang. aneh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beta malah berpikir kalau pak MYM blm bisa berdebat dengan baik. Tapi mungkin benar beliau kurang rendah hati. Thx

      Hapus
  5. Beta perlu klarifikasi jg di sini kalau2 Beta strawman terhadap posisi pak Theophilus Setia, Krn nampaknya dia mengkritisi pak MYM, yg Beta salah pahami mengkritisi beta. Klo benar demikian, Beta Minya maaf pd Pak Theophilus. Semoga beliau membacanya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ORANG - ORANG POTENSIAL DALAM GEREJA HARUS 'DIMAKSIMALKAN' BUKAN 'DIMANFAATKAN'

APAKAH DENGAN MENGATAKAN KEBENARAN KEPADAMU, AKU TELAH MENJADI MUSUHMU? (Menanggapi tulisan Pdt. Norman M. Nenohai)

Teologi Kidung Jemaat