Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

Ketika Domba Menginjil dan Gembala Berkipil

Gambar
Dulu Gembala berseru: “Bertobatlah dan hiduplah benar!” Kini suaranya lembut tapi isinya hambar. Salib disingkir, diganti motivasi murah, Firman jadi alat, bukan lagi anugerah. Dulu Injil menelanjangi dosa dan memanggil pada salib suci, Kini Ia dibungkus psikologi, menyenangkan telinga dan menenangkan hati Gembala lupa: iman timbul dari Firman, bukan dari perasaan  Bahwa kasih sejati menegur, bukan sekadar menenangkan. Domba-domba pergi membawa Injil murni, Sementara Gembalanya sibuk menghitung amplop dan kursi. Ia berbicara tentang berkat, tapi lupa tentang darah, Hanya berfokus pada manusia, dan bukan tentang Allah. Kini gereja gemerlap tapi kosong di dalam, Pujian bergema tapi roh kehilangan salam. Domba menginjil di lorong dunia yang gelap, Karena Gembalanya berkipil menjual terang untuk gemerlap. Domba yang lapar bangkit, menggenggam Alkitab lusuh, Mengabarkan Kristus yang disalib, bukan Kristus yang palsu. Sebab lebih baik domba bersuara dengan luka yang bena...

JANGAN KUATIR DAN KEUTAMAAN KEBENARAN ALLAH (Kritik terhadap tema khotbah dan khotbah tertentu dari bacaan: Matius 6:25-34)

Gambar
Ketika Yesus berkata, “Janganlah kamu khawatir akan hidupmu,” Ia tidak sekadar menghibur agar kita tenang menghadapi kesulitan sehari-hari. Ia sedang mengubah cara pandang manusia terhadap hidup itu sendiri. Kekhawatiran bukan hanya masalah psikologis, melainkan tanda bahwa seseorang sedang menaruh hatinya pada hal-hal yang bersifat fana pada dunia yang berubah, terbatas, dan sementara. Yesus mengingatkan bahwa hidup manusia sering kali terjebak dalam lingkaran kebutuhan jasmani: makan, minum, pakaian, keamanan, dan keberhasilan. Semua itu penting, tetapi tidak kekal. Karena itu, Ia mengajarkan agar kita tidak menaruh fokus utama di sana. Bukan berarti kita tidak boleh bekerja, merencanakan, atau berusaha, melainkan supaya kita sadar bahwa semua itu hanyalah bagian dari realitas dunia yang akan berlalu. Sebaliknya, Yesus menuntun kita untuk menempatkan yang kekal sebagai pusat orientasi hidup: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya.” Kalimat ini bukan sekadar anjuran moral ag...

Musik Gereja Protestan Tidak Memiliki Akar yang Kuat?

Gambar
Klaim bahwa musik gereja Protestan tidak memiliki akar yang kuat  merupakan tuduhan yang menarik sekaligus tidak lazim. Sekilas tampak sederhana, namun sesungguhnya menyimpan kompleksitas historis dan teologis yang perlu dicermati dengan baik. Pertama-tama, perlu digarisbawahi bahwa istilah Protestan sendiri mencakup spektrum denominasi yang amat luas. Dari Lutheran, Reformed, Anglikan, hingga Evangelikal kontemporer. Karena itu, pernyataan umum bahwa “musik gereja Protestan tidak berakar kuat” menjadi problematis apabila tidak disertai klarifikasi: Protestan yang mana, dalam konteks apa, dan menurut ukuran teologis musikal yang bagaimana? Dugaan beta, klaim semacam ini berangkat dari pembacaan yang bersifat historis, bahkan mungkin dari perspektif yang masih terikat pada paradigma liturgi Gereja Barat pra-Reformasi. Maka, tanggapan yang proporsional harus ditempatkan dalam kerangka sejarah perkembangan musik gereja itu sendiri, yakni sejak era Reformasi abad ke-16 yang menjad...

Debat "IVAN BARTELS vs SUSTER IDA FREDERIK KUIL" (Tentang Dogma Immaculata Conceptio)

Gambar
Ini adalah salinan diskusi beta dengan seorang suster Katolik Bernama Ida Frederika Kuil di lapak seorang teman, di sini . Diskusi berawal ketika suter Ida menanggapi postingan seorang teman tersebut, kemudian beta mananggapi suster tersebut, dan kita berdua pun saling menanggapi. Berikut diskusi beta dan suster Ida Frederika Kuil. Selamat menikmati.   Ida Frederika Kuil:  Argumen yang kau kemukakan dalam percakapan menunjukkan kesalahpahaman mendasar tentang ajaran Katolik mengenai Maria dan dosa asal: Pertama, Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa karena Maria melahirkan Yesus, maka Maria harus secara biologis menurunkan “ketiadaan dosa” kepada-Nya. Ketidaktercemaran Maria bukan hasil logika biologis, melainkan anugerah ilahi yang diberikan oleh Allah karena rencana keselamatan-Nya melalui Kristus. Dogma Immaculata Conceptio (Maria dikandung tanpa noda dosa asal) menyatakan bahwa Allah menebus Maria secara istimewa sejak awal hidupnya, bukan karena Maria sec...

Menanggapi Pdt. Elina Welmiria Otu tentang: Tafsiran Yohanes 8:32, Alkitab, dan Doktrin.

Gambar
Berikut adalah tanggapan beta dan juga diskusi dengan Pdrt. Elina Welmiria Otu tentang tafsiran Yohanes 8:32. Berikut tanggapan dan diskusinya: Elina Welmiria Otu: https://www.facebook.com/elina.welmiria/posts/pfbid02suhaWqLrtbf1dwfY4mnpzCzf2MBPAswpmyM9oY6ZeaGx3Dy4zvk113FKHZkEPGHul?rdid=WiXLb5Cn7E8CYzSq# Ivan Bartels : https://vanbarts.blogspot.com/2025/10/blog-post.html Elina Welmiria Otu: Terima kasih untuk tanggapan yg diberi. Jika kk baca baik2 tulisan sy, tidak ada maksud mengabaikan doktrin. Tetapi maksud saya adalah "Alkitab" menjadi sumber utama dalam setiap penyusunan khotbah, dogma, doktrin ajaran n tulisan2 teologi lain. Dogma/doktrin dll itu penting dan baik, selama ditulis dengan berpedoman pada Firman Tuhan (Alkitab). Sy yakin kk sudah mengetahui inti pandangan para reformator: Otoritas Alkitab lebih tinggi dari dogma/doktrin dll karena itu bentuk kritik mereka terhadap sistem gereja pra reformasi yang cenderung lebih mengutamakan dogma dan doktrin daripa...

𝐀𝐋𝐊𝐈𝐓𝐀𝐁 𝐃𝐈𝐓𝐀𝐅𝐒𝐈𝐑 𝐒𝐄𝐒𝐔𝐀𝐈 𝐊𝐎𝐍𝐓𝐄𝐊𝐒 𝐉𝐀𝐌𝐀𝐍?

Gambar
Ini adalah tulisan beta berupa tanggapan terhadap tulisan seorang pendeta  di sini . Berikut tanggapan beta:  Jika Yohanes 8:32 ("kebenaran akan memerdekakan kamu") dipahami semata-mata menurut konteks jaman, maka logika yang dipakai mengandung kelemahan fatal. Sebab bila di zaman Yesus konteksnya adalah pembebasan rohani, lalu di zaman Reformasi konteksnya bergeser menjadi pembebasan dari belenggu institusi Roma, maka berarti setiap generasi berhak menafsirkan "kebenaran" menurut tekanan sosial-politik yang mereka alami. Konsekuensinya, "kebenaran" tidak lagi menunjuk pada realitas objektif yang Yesus maksudkan, melainkan hanya menjadi cermin keadaan zaman. Jika itu konsisten diterapkan, maka pada abad ke-20 ayat ini bisa ditafsirkan sebagai “kebenaran akan membebaskan dari kolonialisme,” lalu di abad ke-21 menjadi “kebenaran akan memerdekakan dari algoritma media sosial.” Bahkan, di masa depan, orang bisa menafsirkan bahwa “kebenaran” berarti teknologi k...

INILAH PANDANGAN YANG PALING BERBAHAYA BAGI GEREJA

Gambar
Tidak salah dan bahkan harus melawan berbagai macam bidat seperti bidat sabelianisme yang menyerang  doktrin Tritunggal, bidat Universalime yang menyerang doktrin keselamatan, bidat Nestorianisme yang menyerang dwinatur Yesus, bidat Arianisme yang menolak kelahiran Yesus, dan bidat-bidat lainnya yang menyerang doktrin-doktrin fundamental kristen.  Namun ada hal penting yang sering luput dari perhatian orang kristen dan sudah terbukti berhasil menghancurkan Gereja-gereja di Eropa, Amerika dan gereja-gereja di seluruh dunia. Bahkan mungkin sekarang ini menjadi ancaman paling berbahaya bagi gereja, yaitu Teologi Liberal.  Tentu saja, anda akan bertanya kenapa demikian? Beta akan memberikan dua alasan  utama kenapa teologi liberal menjadi ancaman yang paling berbahaya bagi gereja saat ini: Teologi liberal berimplikasi menyerang semua doktrin fundamental kristen. Kalau bidat sabelian atau sekarang lebih dikenal dengan oneness Pentacostalism hanya menyerang doktrin Tritung...

PAPA vs NAVA

Gambar
Berikut ini adalah debat beta (Papa) dan anak beta (Nava) yang berusia 3 tahun. Debat ini  diawali dengan Nava mau makan Yupi tapi papa melarangnya. Berikut perdebatannya: Papa: Ade jang makan permen Nava: ini Yupi bukan permen (dia bedakan definisi Yupi dan definisi permen) Papa: Ya, tapi Ade jg tdk boleh makan Yupi  Nava: Tapi kan Ade tdk makan permen. Papa: Tapi Yupi jg tdk boleh  Nava: Tdk bisa, papa su omong salah. Ini Yupi bukan permen!  Papa: 😲🙄 (takancing/skakmat)  Catatan: Beta tidak menyangka kalau Nava akan membedakan definisi Yupi dan permen, kemudian konsisten menggunakannya dalam gagasan yang dia bangun. Pelajaran yang bisa diambil adalah jangan meremehkan lawan debat hanya karena kelihatannya dia tidak mampu berdebat.