Ketika Yesus berkata, “Janganlah kamu khawatir akan hidupmu,” Ia tidak sekadar menghibur agar kita tenang menghadapi kesulitan sehari-hari. Ia sedang mengubah cara pandang manusia terhadap hidup itu sendiri. Kekhawatiran bukan hanya masalah psikologis, melainkan tanda bahwa seseorang sedang menaruh hatinya pada hal-hal yang bersifat fana pada dunia yang berubah, terbatas, dan sementara. Yesus mengingatkan bahwa hidup manusia sering kali terjebak dalam lingkaran kebutuhan jasmani: makan, minum, pakaian, keamanan, dan keberhasilan. Semua itu penting, tetapi tidak kekal. Karena itu, Ia mengajarkan agar kita tidak menaruh fokus utama di sana. Bukan berarti kita tidak boleh bekerja, merencanakan, atau berusaha, melainkan supaya kita sadar bahwa semua itu hanyalah bagian dari realitas dunia yang akan berlalu. Sebaliknya, Yesus menuntun kita untuk menempatkan yang kekal sebagai pusat orientasi hidup: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya.” Kalimat ini bukan sekadar anjuran moral ag...
Komentar
Posting Komentar