Ini adalah salinan diskusi beta dengan seorang suster Katolik Bernama Ida Frederika Kuil di lapak seorang teman, di sini . Diskusi berawal ketika suter Ida menanggapi postingan seorang teman tersebut, kemudian beta mananggapi suster tersebut, dan kita berdua pun saling menanggapi. Berikut diskusi beta dan suster Ida Frederika Kuil. Selamat menikmati. Ida Frederika Kuil: Argumen yang kau kemukakan dalam percakapan menunjukkan kesalahpahaman mendasar tentang ajaran Katolik mengenai Maria dan dosa asal: Pertama, Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa karena Maria melahirkan Yesus, maka Maria harus secara biologis menurunkan “ketiadaan dosa” kepada-Nya. Ketidaktercemaran Maria bukan hasil logika biologis, melainkan anugerah ilahi yang diberikan oleh Allah karena rencana keselamatan-Nya melalui Kristus. Dogma Immaculata Conceptio (Maria dikandung tanpa noda dosa asal) menyatakan bahwa Allah menebus Maria secara istimewa sejak awal hidupnya, bukan karena Maria sec...
Ketika Yesus berkata, “Janganlah kamu khawatir akan hidupmu,” Ia tidak sekadar menghibur agar kita tenang menghadapi kesulitan sehari-hari. Ia sedang mengubah cara pandang manusia terhadap hidup itu sendiri. Kekhawatiran bukan hanya masalah psikologis, melainkan tanda bahwa seseorang sedang menaruh hatinya pada hal-hal yang bersifat fana pada dunia yang berubah, terbatas, dan sementara. Yesus mengingatkan bahwa hidup manusia sering kali terjebak dalam lingkaran kebutuhan jasmani: makan, minum, pakaian, keamanan, dan keberhasilan. Semua itu penting, tetapi tidak kekal. Karena itu, Ia mengajarkan agar kita tidak menaruh fokus utama di sana. Bukan berarti kita tidak boleh bekerja, merencanakan, atau berusaha, melainkan supaya kita sadar bahwa semua itu hanyalah bagian dari realitas dunia yang akan berlalu. Sebaliknya, Yesus menuntun kita untuk menempatkan yang kekal sebagai pusat orientasi hidup: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya.” Kalimat ini bukan sekadar anjuran moral ag...
Dalam menafsir Alkitab, eksegese adalah hal yang sangat penting. Jika anda ingin menafsir ayat tertentu, maka anda harus menggali konteks dari ayat tersebut. Anda harus memeriksa bahasanya, budaya, latar belakang munculnya ayat tersebut, dan sebagainya. Hal-hal ini yang penting dilakukan agar kita bisa tahu ayat tersebut menceritakan tentang apa. Jika hal-hal tersebut diabaikan, maka eisegese-lah yang terjadi, atau tafsiran anda keluar dari konteks ayat tersebut. Demikian juga halnya dengan Menyanyikan Kidung Jemaat (KJ) untuk lagu jemaat. Harus dieksegesis terlebih dahulu lagu KJ yang ingin dinyanyikan. Eksegese KJ disini terkait apa biramanya, bagaimana bunyi nada, tanda lagu dan lain sebagainya agar dapat menyanyikan lagu KJ tersebut dengan benar. Kalau kita tidak memperhatikan hal-hal tersebut, maka eisegeselah yang terjadi atau anda akan memainkan lagu tersebut diluar konteks aslinya, pada hal lagu tersebut untuk dinyanyian jemaat. Kalau untuk nyanyian jemaat, ukurannya adalah per...
Komentar
Posting Komentar